Major Spoiler ahoy! Bagi siapapun yang
belum menonton filmnya diharapkan jangan membaca artikel ini. Jika kamu belum
menonton filmnya namun masih tetap membaca artikel ini, saya jamin ketika kamu
menontonnya nanti tidak akan mendapat kepuasan dari rasa penasarannya.
Sedikit mengenai Interstellar
Interstellar merupakan film sains fiksi
karya sutradara profesional film sains fiksi Christopher Nolan. Film yang ide
ceritanya menerapkan teori-teori tentang luar angkasa dan memberikan gambaran
visual penerapan teori-teori tersebut yang sebelumnya belum pernah diberikan
oleh film manapun. Beberapa dari teorinya pun ada yang telah terbukti
kebenarannya. Selain penerapan teori-teori luar angkasa, ide cerita dari film
ini sama seperti film-film Christopher Nolan lainnya adalah membuat seolah film
ini bukanlah fiksi melainkan sesuatu yang sebenarnya bisa saja terjadi dan
logis atau masuk akal. Jadi sebenarnya film ini belum bisa dikatakan sains
fiksi jika belum ada yang dapat membuktikan bahwa teori-teori yang diterapkan
adalah salah. :D
Pasti kalian langsung berfikir, "ini
dia anak sok tau tentang film, baru liat interstellar udah ngerasa jadi
saintis". Look, bagi saya sebuah film bukan lagi hanya dicari hiburannya
saja. Sebuah film kadang bisa mengubah cara pandang saya, bisa membuat saya
terobsesi, bisa memberikan pengetahuan sejarah dan bisa memberi wawasan ilmu
pengetahuan baru. Jadi menurut saya layak bagi sebuah film untuk dibahas secara
mendetail apalagi film. Saya hanya suka membahas film dari segi yang lebih
jauh. Saya tidak mengaku sebagai saintis, kritikus film atau Movie Geek.
Berbicara tentang masuk akal atau tidaknya
film ini sebenarnya telah menjadi perdebatan sengit antar kritikus, antar movie
geek bahkan antar Ilmuan Amatir Dadakan. Banyak dari penonton Interstellar
menjadi Ilmuan Luar angkasa sedetik setelah filmnya selesai ditonton. Mereka
mencoba membuat teori-teori versi mereka sendiri tentang keadaan luar angkasa
yang seharusnya terjadi. Mereka ada yang mencoba menempatkan dirinya di pihak
Interstellar dengan membela ke-masuk-akal-an filmnya dan ada pula yang simply
menganggapnya tidak masuk akal. Keduanya sama saja amatir jika tidak menguasai
dan punya imajinasi tentang teori-teori yang diterapkan di filmnya.
Sekali saja menonton filmnya sama sekali
tidak membuatmu menjadi Ilmuan atau ahli astronomi. Namun pendapat orang bisa
saja berdasarkan pengalaman membacanya. Yang perlu dilakukan adalah berusaha
Open Mind terhadap pendapat orang lain.
Dalam memahami kejadian-kejadian dalam
film Interstellar seseorang bukan hanya harus pintar logis, namun juga harus
punya imajinasi. Karena seperti yang saya ceritakan sebelumnya bahwa film ini
berdasarkan teori yang belum pernah terjadi (walaupun sebagian sudah). Jadi
"logis" atau "masuk akal" sebenarnya jangan dijadikan
sebagai patokan utama. Walaupun film ini dibuat dengan mencoba untuk
"logis" dan "masuk akal" namun patokan utamanya penonton
harus memiliki imajinasi yang kuat. Karena sulit bagi manusia untuk menerima
sesuatu yang belum terjadi dan hanya teori sehingga hanya imajinasi yang dapat
menolong manusia dari keputus-asaanr. :D
Okelah, itu saja pendahuluannya sehingga
dalam tulisan berikutnya saya berharap para pembaca lebih menggunakan
imajinasinya daripada hanya logikanya saja.
Pertanyaan berikut adalah pertanyaan yang
muncul dari teman-teman terdekat saya, dari status facebook atau twitt
seseorang, dari meme komik, atau dari mana saja yang menanyakan tentang
kejadian-kejadian dalam film Interstellar. Jawaban dari pertanyaan di bawah ini
murni dari pendapat pribadi dan tidak serta merta harus benar 100%. Oke?
Mari kita ulas pertanyaannya berdasarkan
timeline Interstellar
1. Ketika Cooper dan kawan-kawan pergi dari Bumi mereka membawa pesawat luar
angkasa besar yang dibantu dengan 2 roket untuk melawan gravitasi bumi, namun
di planet yang gravitasinya ....% dari gravitasi bumi mereka hanya membawa
pesawat kecil. GAK MASUK AKAL?
Jawaban saya untuk pertanyaan ini adalah masuk akal DENGAN ASUMSI. Kita
tahu bahwa Interstellar seperti film Nolan lainnya tidak menjelaskan hal kecil
yang bisa diasumsikan. Jadi asumsikan bahwa Nasa di kala itu memiliki teknologi
yang canggih yang mampu membuat pesawat kecil tersebut pergi dari planet yang
gravitasinya ....% dari gravitasi bumi tanpa bantuan 2 buah roket.
Tapi mengapa ketika Nasa pergi dari bumi membawa pesawat besar dengan 2
buah roket? Karena bisa kita asumsikan bahwa NASA harus membawa banyak sekali
peralatan dan perbekalan yang akan digunakan untuk menjelajah angkasa
bertahun-tahun. Sedangkan di planet Miller Mereka tidak perlu membawa banyak
perlengkapan sehingga pesawat kecil saja cukup untuk membawa muatannya.
2. Relativitas waktu sebenarnya tidak bisa terjadi dan tidak masuk akal karena
jika terjadi maka cahaya di planet Miller Akan terlihat lambat dan pergerakan
cooper di planet tersebut akan terlihat melambat jika dilihat dari luar planetnya
(atau bahkan terlihat tidak bergerak). Lagipula patokan waktu adalah manusia
yang membuat sehingga perbedaan waktu tidak bisa terjadi. GAK MASUK AKAL?
Jawaban saya kali ini saya setuju tentang satu hal di pertanyaan ini. Saya
setuju bahwa pergerakan cahaya akan melambat dan cooper akan terlihat tidak
bergerak di planet Miller Ketika dilihat dari luar planet. Bisa saja seperti itu
karena waktu di planet itu berjalan lebih lambat dibanding di luar planet.
Namun hal ini tidak membuktikan kalau relativitas waktu tidak bisa terjadi.
Karena di film tersebut tidak ditunjukkan pergerakan cahaya-cooper dilihat dari
luar planet. Jadi penonton tidak tahu pergerakan cahaya dan pergerakan cooper dari luar planet sehingga hal
ini tidak membuktikan apapun.
Benar memang bahwa patokan waktu dibuat oleh manusia. Cohtohnya 1 hari
adalah 24 jam dihitung berdasarkan satu kali rotasi bumi dan diterapkan pada
jam digital / analog.
Teori relativitas adalah teori yang dikemukakan oleh Einstein yang dikala
itu hanya sebatas teori dan tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Namun setelah
bertahun-tahun teori tersebut akhirnya dibuktikan dengan percobaan menggunakan
pengukur waktu paling akurat di dunia. Percobaan ini dibuat untuk membuktikan
teori relativitas dilasi waktu gravitasional. Inti dari keberhasilan percobaan
ini adalah, ternyata pengukur waktu yang berada di atas gunung dengan gravitasi
rendah memiliki perbedaan waktu dengan pengukur waktu yang berada di dataran
rendah dengan gravitasi tinggi. Jarak perbedaan waktunya hanya nol koma sekian
detik namun hal ini telah diakui menjadi bukti relativitas waktu.
Namun seseorang yang memiliki pertanyaan ini tidak puas sampai di situ
saja. Seseorang yang memiliki pertanyaan ini adalah teman saya dan ketika saya
kemukakan bukti tersebut ia tetap tidak puas dan tetap menganggap relativitas
waktu tidak bisa terjadi, tidak mungkin terjadi, dan tidak masuk akal. Ia
berpendapat bahwa penelitian tersebut bisa terjadi seperti itu karena pengukur
waktunya memang terpengaruh terhadap gravitasi karena gaya pegasnya dan itu
hanya berpengaruh terhadap fisik. Ia menambahkan bahwa semua astronot ketika
baru kembali dari bulan mereka bertambah tinggi 10 cm. Hal ini hanya
berpengaruh pada fisik tinggi badan karena gravitasi di bulan lebih rendah
sehingga badan leluasa tumbuh tinggi tanpa hambatan gravitasi bumi. Kemudian
dia menyarankan saya untuk pergi ke luar angkasa supaya bertambah tinggi badan
saya.
How the hell am I suppose to say to that?
Seperti yang saya katakan, sebuah teori yang belum tentu kebenarannya butuh
imajinasi jika tidak ada bukti. Tetapi ketika sebuah teori yang sudah
dibuktikan oleh ilmuan yang kompeten di bidangnya dan penelitian itu diakui
dunia tidak dapat memuaskan logika seseorang, maka imajinasilah yang harus digunakan.
Jika memang astronot bertambah tinggi ketika berada di bulan, apakah tidak
mungkin astronot tersebut mengalami hal itu karena perbedaan waktunya?
Kita tahu teori relativitas waktu gravitasional adalah waktu akan lebih
cepat bergerak dalam gravitasi yang rendah dibandingkan dengan gravitasi
tinggi. Maka akan masuk akal jika kita imajinasikan bahwa astronot itu menua
lebih cepat dibandingkan penduduk bumi karena di luar angkasa (bulan) memiliki
gravitasi lebih rendah dari bumi sehingga Ia lebih cepat bertambah tinggi.
Well, saya sih sebagai mahasiswa akuntansi yang tidak menguasai teori
relativitas lebih memilih untuk perpendapat bahwa relativitas waktu itu bisa
terjadi. Karena pertama, teori tersebut membuat seseorang mendapatkan
penghargaan nobel, sebuah penghargaan yang diakui oleh banyak orang berkompeten
di bidangnya. Kedua, karena teori tersebut sudah terbukti dari penelitian yang
diakui. Ketiga, karena pendapat teman saya tersebut yang mengatakan relativitas
waktu tidak mungkin terjadi bisa disanggah dengan mudahnya oleh saya seorang
mahasiswa akuntansi yang tidak menguasai teori relativitas.
Sebenarnya pertanyaan tersebut belumlah setara dengan keraguan seorang
ilmuan dan kritikus film Phil Plait. Phil dalam artikelnya Interstellar Science
mengemukakan beberapa teorinya yang menyanggah semua kejadian di Interstellar.
Contohnya dalam artikel tersebut adalah kejadian tentang "bisa atau
tidaknya dilasi waktu gravitasional terjadi di planet Miller". Phil
menyanggah hal tersebut dan menyatakan bahwa Planet Miller haruslah berada di
permukaan black hole untuk dapat memiliki perbedaan waktu yang sangat jauh.
Phil juga mempertanyakan cahaya dari planet Miller karena cahaya dan panas di
Miller haruslah berasal dari bintang di dekatnya.
Namun artikel Phil tersebut diupdate beberapa waktu setelahnya untuk
memberikan konfirmasi kesalahan yang dilakukan Phil. Dalam update artikelnya
berjudul Follow up: Interstellar Mea Culpa, Phil ternyata berubah pendapat dan
menyatakan bahwa perbedaan waktu 1 jam banding 7 tahun tersebut bisa terjadi.
3. Tesseract sebagai bentuk dimensi 4 yang dibuat oleh "mereka"
dalam 3 dimensi di film tersebut terlalu maksa. GAK MASUK AKAL?
Sebetulnya saya pun hampir menyayangkan adegan tersebut di mana Cooper
masuk ke dalam "wadah" 4 dimensi yang dibuat oleh makhluk 5 dimensi
tersebut. Saya ketika itu nyaris kecewa karena Interstellar yang dibuat untuk
menerapkan teori - teori besar malah berakhir dengan adegan keajaiban yang
tidak bisa dibela dengan pemikiran rasional manusia.
Namun ketika menonton lebih lanjut adegan tersebut kemudian dijelaskan
bahwa tempat itu adalah bentuk dari 4 dimensi. Lalu mengapa Cooper yang seorang
makhluk 3 dimensi dapat masuk ke dalamnya? Itupun sudah dijelaskan bahwa wadah
4 dimensi tersebut sengaja dibuat oleh makhluk 5 dimensi dalam bentuk 3 dimensi
agar Cooper memahaminya. Hal ini dijelaskan Tars yang "katanya"
bertemu dengan makhluk 5 dimensi.
Lalu mengapa ada di tengah Black Hole? Karena di situ dijelaskan bahwa
Pusat Black hole merupakan singularity yang tidak akan diketahui bentuknya oleh
manusia sampai ada manusia yang secara langsung memasukinya. Artinya di dalam
pusatnya Black Hole terdapat sesuatu yang jauh dari pemikiran manusia dan belum
pernah diketahui manusia. Hal ini menjelaskan mengapa bentuknya
"aneh" dan "maksa".
Menariknya, Interstellar mencoba menerapkan bentuk Tesseract ke dalam
ilustrasi visual. Kita tahu bahwa ruang dan waktu terdapat pada dimensi ke 4
dan dimensi 5 adalah paralel universe. Hal ini tetap masih berupa teori dan
belum ada satupun orang membuktikannya. Namun yang Interstellar lakukan telah
memberikan gambaran visualnya kepada manusia sehingga manusia memiliki ruang
untuk tahu.
Lagipula dalam pembuatan filmnya, Christopher Nolan dibantu dengan ilmuan
yang berkompeten dalam mengilustrasikan anomali-anomali luar angkasa ke dalam
visual. Anomali-anomali tersebut yang sebelumnya belum pernah dijamah oleh alat
peneliti manusia.
Jika masih tidak setuju adanya Tesseract mungkin kalian harus membaca
sendiri di Wikipedia. Di sana cukup lengkap
4. Cooper di masa depan mengirim pesan ke Cooper sendiri di masa lalu untuk
pergi ke NASA. Bagaimana bisa ini terjadi pada Cooper di masa lalu ketika masa
depan belum terjadi?
Pertanyaan ini akan mudah dijawab jika si penanya menerima teori dimensi
ruang dan waktu. Dalam dimensi ruang dan waktu, waktu terjadi secara bersamaan
dan ada dalam keseluruhan. Artinya waktu dalam dimensi 4 tidak ada awal dan
akhirnya.
Contohnya seperti roll film. Dalam roll film, kamu dapat melihat
potongan-potongan film berupa gambar yang tidak bergerak. Secara bersamaan Kamu
dapat melihat awal cerita dan akhir cerita film. Kamu bisa memilih untuk pindah
ke adegan manapun dalam film tersebut karena kamu menguasai sepenuhnya roll
filmnya.
Dalam dimensi 4, waktu hanya berupa potongan-potongan kejadian yang tidak
bergerak seperti yang terjadi di roll film tersebut. Dalam dimensi 4, kamu
dapat melihat awal terjadinya alam semesta sampai akhir dari alam semesta.
Semua terjadi secara bersamaan tanpa ada "awal terjadi" sampai
"akhir terjadi".
Maka hal ini menjelaskan mengapa Cooper dapat mengirim pesan ke Cooper
sendiri. "Cooper di masa lalu mendapatkan pesan dari cooper di masa depan
padahal masa depan belum terjadi" hanya berlaku di dimensi 3 di mana
manusia berada. Manusia sebagai makhluk 3 dimensi tidak dapat melihat
keseluruhan waktu dan hanya dapat mengikuti arus waktu. Namun sebenarnya masa
depan dari manusia sudah terjadi bahkan sebelum mereka dilahirkan. Jadi Cooper
di masa depan tersebut bukanlah kejadian yang belum terjadi sehingga tidak ada
mana yang lebih dulu terjadi antara kejadian cooper masa lalu dan cooper masa
depan.
Susah menerimanya?
Memang susah. Karena kita manusia sebagai makhluk 3 dimensi tidak dapat
melihat dimensi 4.
Ibaratnya seperti yang terjadi pada dimensi 2 ke dimensi 3. ketika Leonardo
Da Vinci melukis Monalisa, Ia menciptakan Monalisa dalam kanvas sehingga
membuat Monalisa makhluk 2 dimensi. Karena Monalisa adalah makhluk 2 dimensi,
monalisa tidak dapat melihat dimensi milik Da vinci yaitu dimensi 3. lukisan 2
dimensi hanya dapat terdiam menempel pada kanvas tanpa bisa keluar dari
dimensinya dan berubah menjadi manusia 3 dimensi. Lukisan 2 dimensi tidak akan
memahami apa bentuk 3 dimensi (dimensi manusia).
Hal ini sama seperti kita makhluk 3 dimensi yang tidak dapat keluar dari 3
dimensi untuk menjadi makhluk 4 dimensi. Sehingga kita tidak tahu bagaimana
bentuknya. Namun kita sebaga manusia adalah makhluk yang berfikir. Yang dapat kita
lakukan hanya berupa asumsi dan teori dan untuk menerapkannya manusia juga
memiliki imajinasi. Film ini telah memberikan gambaran visual tentang sesuatu
yang teoritis namun tidak bisa dibuktikan manusia.
Seperti yang sudah saya singgung di atas, Interstellar diciptakan dari
pemikiran ilmuan Kip Thorne dan diceritakan dengan penuh warna oleh Christopher
Nolan. Sebenarnya semua pertanyaan ilmiah dari film tersebut bisa terjawab
langsung dari Kip Thorne dalam bukunya The Science of Interstellar.
Tapi pendapat saya pribadi, dari semua film Christopher Nolan sejak tahun
2000 sampai sekarang, Interstellar adalah urutan terbawah kedua di atas
Insomnia.